purwadhika-logopurwadhika-logo

Content Plan: Sebuah Tahap Penting Sebelum Peluncuran Konten

Patricia Clairine Wangge

10 May 2024

Content Plan Sebuah Tahap Penting Sebelum Peluncuran Konten.jpg

Seorang content creator tentunya paham bahwa perencanaan yang matang sebelum mempublikasikan konten adalah hal yang sangat penting. Demi meraup engagement yang besar, bukan hanya isi konten saja yang harus diperhatikan, melainkan konsistensi dan riset yang kuat. Namun seringkali hal diatas jarang diperhatikan oleh content creator sehingga terjadi kelalaian yang berdampak buruk pada performa konten. Untuk mengantisipasi hal ini, content plan dapat membantu proses perencanaan menjadi lebih tertata dan terjadwal sehingga seorang content creator maupun bisnis bisa mencapai tujuan akhir mereka. Ingin tahu bagaimana membuat content plan yang benar? Simak penjelasan dibawah ini!

Mengulik Definisi dari Conten Plan

Bagaimana sebuah bisnis bisa berhasil dan konsisten dalam meluncurkan konten? Bagaimana mereka bisa mendapatkan engagement dan branding yang kuat? Jawaban dari dua pertanyaan tersebut berdasar kepada riset dan perencanaan yang baik. Proses perencanaan sebuah strategi konten yang baik dan terstruktur mampu mencapai tujuan spesifik dari seorang individu atau sebuah bisnis. Gagasan tersebutlah yang diartikan sebagai content plan.

Content Plan berperan sebagai satu dari beberapa pilar utama pemasaran bisnis, karena dengan pemanfaatan komponen di dalam content plan, bisnis dengan mudah mengontrol atau mengaudit konten untuk mendapatkan target yang dituju.  Hal ini juga dapat menjadi suatu investasi jangka panjang bagi tim pemasaran.

Content Plan vs Content Calendar

Banyak orang yang sering salah tafsir bahwa content plan dengan content calendar merupakan hal yang sama. Kedua hal tersebut memiliki arti dan komponen yang berbeda. Pada dasarnya, content calendar merupakan perencanaan menyeluruh sebelum konten dibuat sampai proses eksekusi (konten di upload). Sedangkan content calendar merupakan proses penjadwalan konten berupa tanggal dan waktu konten dibuat dan kapan konten tersebut di publish.

Diketahui bahwa content calendar merupakan sub-komponen dari content plan. Adanya content calendar mampu memberi jadwal yang pasti dan membuat perencanaan konten menjadi lebih terorganisir. Proses pembuatannya pun dapat dilakukan di platform yang sama seperti Microsoft Excel atau Google Spreadsheet. Terdapat juga beberapa aplikasi yang memudahkan pembuatan content plan secara efektif dan efisien, contohnya seperti Notion, Trello, Monday, dll.

Mengapa Content Plan Itu Penting?

Mengapa Content Plan Itu Penting? Berikut merupakan beberapa manfaat yang ditawarkan:

Membuat jadwal upload konten lebih teratur dan konsisten

Dilihat dari penjelasan sebelumnya bahwa content calendar merupakan sub-komponen dari content plan. Dengan adanya penjadwalan yang teratur, bisnis dan content creator mampu menghasilkan konten yang terstruktur dan konsisten di waktu yang tertera.

Menghemat Waktu

Komponen yang ada di dalam content plan di susun sedemikian rupa untuk menjabarkan perencanaan konten secara praktis. Jika ingin memaparkan perencanaan konten secara keseluruhan kepada Board of Directors atau Managers, proses ini merupakan hal yang paling cepat dan praktis.

Distribusi konten yang lebih jelas

Sebuah bisnis pastinya memiliki tim marketing yang terdiri dari beberapa orang. Penggunaan content plan di dalam bisnis memudahkan koordinasi perencanaan konten dengan tiap individual dalam tim. Alhasil, proses audit konten akan lebih efisien karena tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari siapa penganggung jawab dibalik konten tersebut.

Mengalokasikan platform pemasaran dengan efisien

Content plan memilik beberapa elemen penyusun, salah satunya platfom marketing apa yang digunakan ketika hendak memposting konten. Penggunaan platform pemasaran ini membantu pemetaan konten sehingga mempermudah analisis performance dan pencarian lokasi dari konten tersebut.

Komponen Penting Dalam Pembuatan Content Plan

Sebelum membuat content plan, alangkah baiknya untuk mengerti siapa target audiens yang ingin dituju. Analisis target audiens dapat dilakukan dengan riset primer seperti wawancara, survei online, observasi, ataupun kuesioner dan dengan menggunakan riset sekunder, yakni dari penelitian yang sudah ada. Setelah itu, lakukan content research  untuk menyesuaikan konten apa yang dapat menjawab permasalahan yang ada dari audiens. Untuk konten Search Engine Optimization (SEO), bisnis dapat melakukan keyword research terlebih dahulu untuk menyesuaikan topik artikel dengan permintaan atau permasalahan yang dihadapi konsumer. Lalu untuk konten sosial media, research dapat di lakukan dengan menganalisis tren yang sedang berlangsung, alias trendjacking.

Setelah mengetahui target pasar dan konten apa yang ingin dibuat, salurkan hal tersebut ke dalam komponen-komponen content plan dibawah ini:

1. Content Calendar

Sama seperti kalender pada umumnya, aspek ini berisi hari, tanggal, beserta waktu pelaksanaan konten. Contohnya seperti kapan konten akan di unggah serta kapan tenggat waktu untuk menyelesaikan konten tersebut.

2. Tujuan Konten

Sebelum mengupload konten, bisnis perlu tahu apa tujuan akhir dan apa yang ingin dicapai dari konten tersebut. Secara umum, tujuan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yakni:

  • Awareness

Tujuan ini didasarkan pada konten apa yang mampu memberikan atau meningkatkan kesadaran target audiens terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah bisnis. Konten yang disajikan harus menyorot keunggulan yang ditawarkan brand dari existing competitor sehingga mampu menghasilkan brand image yang kuat.

  • Consideration

Setelah mendapatkan rekognisi dari target audiens, bisnis harus mulai mengajak mereka terlibat dalam konten yang dibuat. Keterlibatan yang tinggi mampu memperluas jangkauan konten dan meningkatkan peringkat bisnis dari kompetitor yang ada.

  • Conversion

Bisnis bertujuan untuk meyakinkan potential customer dalam melakukan pembelian atau menunjukkan minat mereka pada produk atau jasa yang ditawarkan. Bisnis akan diuntungkan dari segi profit maupun leads.

3. Topik yang Ingin Dibahas

Buat topik konten yang menarik dan yang sesuai dengan tujuan yang dipilih dan research yang sudah dilakukan. Usahakan topik konten yang dibahas mampu menjawab keresahan konsumer.

Sebagai contoh, sebuah bisnis suku cadang mobil di daerah Sulawesi Selatan ingin meningkatkan penjualannya dengan memasang konten conversion. Menurut data, banyak konsumer di daerah tersebut yang berminat untuk membeli, namun beralih ke kompetitor karena harga yang lebih murah. Untuk menarik perhatian konsumer, bisnis tersebut bisa membuat topik konten menjadi “Promosi Onderdil Mobil Bulan Mei 2024” dan membuat konten diskon suku cadang mobil dengan minimum pembelian dan waktu pembelian terbatas.

4. Marketing Channel

Komponen ini berisi platform apa yang akan dipakai untuk mempublish konten yang sudah dibuat. Media yang dipakai harus disesuaikan dengan riset sebelumnya supaya mendapatkan engagement yang besar. Contoh media yang dapat dipakai  berupa sosial media (Instagram, Facebook, TikTok, LinkedIn, Youtube, dll) dan blog (Wordpress, Wix, Shopify, dll.)

5. Penanggung Jawab Konten

Komponen terakhir yang ada di dalam content plan adalah person-in-charge (PIC). Kolom ini berisi list nama orang-orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan konten. Hal ini akan memudahkan proses diskusi serta koordinasi di dalam tim pemasaran.

Jika Anda masih bingung dengan pembuatan content plan dari komponen diatas, berikut contoh visualisasinya:

Content-Plan-Visualization.png

Begitulah penjelasan dari content plan dan cara pembuatannya. Mengaplikasikan penggunaan content plan dalam setiap kegiatan pemasaran dapat membantu bisnis mencapai tujuan akhir secara efektif dan efisien. Anda juga dapat menyesuaikan komponen content plan Anda sesuai dengan bentuk bisnis Anda. Selamat mencoba!


bagikan