Ghozi Almujaddidi
∙04 September 2025
Pernah nggak sih lo lagi asik scroll TikTok trus nemuin konten brand lokal yang cerita gimana mereka ngubah sampah plastik jadi sneakers keren? Nah itu baru namanya digital marketing zaman now yang berpadu dengan sustainability. Nggak cuma jualan, tapi juga ajak kita mikirin bumi. Buat kita generasi millennial dan Gen Z yang melek lingkungan, konten kayak gini tuh bikin respect banget sama brandnya. Sekarang udah mulai banyak ko brand yang mulai menerapkan program peduli lingkungan dan keberlangsungan produk daur demi menjaga bumi. Mulai dari brand yang kecil hingga diikuti oleh brand-brand kecil lainnya.
Dulu ngomongin sustainability tuh kayak sesuatu yang berat dan ngebosenin. Tapi sekarang jadi keren banget! Data Google Trends aja nunjukin kalo pencarian tentang "brand ramah lingkungan" naik 300% dalam 5 tahun terakhir. Ini bukti anak muda sekarang makin peduli sama isu lingkungan.
Yang bikin menarik, 73% dari kita (iya, termasuk lo mungkin) rela bayar lebih mahal buat produk yang beneran ecofriendly. Bukan cuma gaya-gayaan doang, tapi karena kita sadar bumi butuh pertolongan. Makanya brand yang beneran peduli sustainability biasanya punya engagement lebih tinggi sama konsumen muda.
Tapi hati-hati, jangan cuma pura-pura peduli lingkungan atau greenwashing. Ga sedikit juga brand yang menyuarakan tentang sustainability tapi ujung-ujungnya jadi ajang promosi demi keuntungan semata. Konsumen sekarang pinter banget ngecek fakta. Salah-salah malah jadi bahan callout di Twitter atau TikTok. Lebih baik jujur aja kalo emang masih dalam proses jadi lebih sustainable.
Nah, ini dia bagian serunya. Bikin konten tentang sustainability tuh ada seninya biar nggak kayak khotbah di sekolah. Contohnya brand skincare lokal yang pakai kemasan daur ulang bisa bikin series TikTok "Behind The Scenes" tunjukin gimana sampah plastik diubah jadi packaging kece.
Atau bisa juga kolab sama eco-influencer kayak @zerowaste.id_official yang emang fokus di isu lingkungan. Kontennya lebih gampang dipercaya karena mereka beneran menjalani gaya hidup sustainable.
Teknologi digital juga bantu banget buat bikin marketing lebih ramah lingkungan. Pake AI buat target iklan lebih tepat, jadi nggak perlu spam ke orang yang nggak tertarik. Ini sekaligus ngurangin energi yang terbuang percuma. FYI, setiap iklan yang diproses dan ditampilkan membutuhkan energi juga loh.
Beberapa brand udah membuktikan kalo peduli lingkungan itu justru bikin bisnis makin rame. Contohnya Patagonia yang malah dapet penjualan naik 30% setelah bikin kampanye "Don't Buy This Jacket". Strategi promosi yang cukup berani dilakukan sama Patagonia untuk tidak membeli jaket jenis R2. kampanye tersebut dibuat sebetulnya untuk menanggapi isu pada budaya konsumerisme black friday yang merajalela. Patagonia menggunakan produknya sendiri untuk menyoroti dampak lingkungan dari proses produksinya hingga penggunaan air dan emisi karbon. Dampaknya diluar dugaan. Kampanye yang semula dibuat untuk memberikan edukasi tentang sustainbality malah mendapat respect dari konsumen sama kejujuran mereka. Alhasil penjualan mereka malah naik.
Di Indonesia, ada brand kayak Sejauh Mata Memandang yang konsisten ngomongin isu slow fashion. Mereka nggak cuma jual produk, tapi bikin komunitas yang peduli lingkungan. Hasilnya? Loyalitas pelanggannya tinggi banget.
Atau IKEA dengan program "Buy Back" furnitur bekas yang dipromoin lewat konten TikTok kreatif. Ini bikin engagement naik sekaligus ngurangin limbah. Keren kan?
Kedepannya, digital marketing dan sustainability bakal makin nyatu. Teknologi kayak blockchain bakal bikin supply chain lebih transparan. Konsumen bisa liat langsung asal-usul produk yang mereka beli.
Metaverse juga nyediain alternatif event digital yang lebih ramah lingkungan. Bayangin bisa launching produk virtual tanpa harus bikin acara fisik yang boros energi. Atau pake AI buat bikin konten yang lebih tepat sasaran dan nggak boros sumber daya.
Kunci suksesnya tuh di kejujuran dan konsistensi. Gen Z tuh pinter banget ngebedain mana brand yang beneran peduli lingkungan sama yang cuma ikut tren. Mulai aja dari perubahan kecil yang tulus, terus dikembangin pelan-pelan.
Buat lo yang pengen belajar lebih dalem tentang tren digital marketing kekinian, bisa cek program di Purwadhika. Mereka punya kurikulum yang selalu update sama perkembangan terbaru di industri kreatif.
bagikan
ARTIKEL TERKAIT