PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), atau yang lebih dikenal dengan BCA, merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Dengan kode saham BBCA, perusahaan ini menjadi salah satu incaran investor di pasar modal. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai saham BBCA, mulai dari kepemilikan, harga, bidang usaha, hingga sejarah Initial Public Offering (IPO).
Analisis Teknikal Saham BBCA
Analisis teknikal memberikan pandangan tentang pergerakan harga saham BBCA berdasarkan data historis. Berikut adalah rangkuman analisis teknikal:
Rangkuman: Sinyal Sangat Jual berdasarkan indikator teknikal.
- Moving Average Convergence divergence : Sinyal Sangat Jual berdasarkan moving average.
- Relative Strength Index
- Chart Pattern
- Indikator Teknikal: Sebagian besar indikator menunjukkan sinyal jual, seperti RSI, MOMENTUM, MACD, STOCHASTIC RSI, Rentang persen williams, kekuatan Bull dan Bear Power, Osilator Ultimate / Ultimate Oscillator
- Pivot Points: Tingkat pivot point tersedia untuk berbagai metode seperti Klasik, Fibonacci, Camarilla, Woodie's dan DeMark's.
Penting untuk dicatat: Penelitian ini Menganalisis pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
Data Keuangan Utama BBCA
Berikut beberapa data keuangan penting dari PT Bank Central Asia Tbk:
- Pendapatan: Terus meningkat dari 11.708 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 116.685 triliun rupiah pada tahun 2024.
- EBITDA: Berfluktuasi dengan nilai tertinggi pada tahun 2023 sebesar 63.941 triliun rupiah. Pada tahun 2024, EBITDA mengalami penurunan hingga -9,176 triliun rupiah.
- Laba Bersih (Net Profit): Meningkat dari 4.242 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 55.986 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Aset: Meningkat dari 176.798 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 1.425.417 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Modal (Equity): Meningkat dari 18.068 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 240.861 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Dividen: Pembayaran dividen tertinggi terjadi pada tahun 2024 sebesar 28.045 triliun rupiah.
- Return on Asset (ROA): ROA sempat mencapai nilai tertinggi pada tahun 2015 sebesar 3.03% dan nilai terendah pada tahun 2024 yaitu 0.95%.
- Return on Equity (ROE): ROE sempat mencapai nilai tertinggi pada tahun 2011 sebesar 25.76% dan nilai terendah pada tahun 2024 yaitu 5.24%.
Siapa Pemilik Saham Terbesar BCA?
Kepemilikan saham BBCA didominasi oleh beberapa pihak, dengan PT Dwimuria Investama Andalan menjadi pemegang saham mayoritas. Berikut rincian pemegang saham BBCA:
-
PT Dwimuria Investama Andalan memiliki 67,729,950,000 lembar saham atau setara dengan 54.94% kepemilikan.
-
Pihak Afiliasi Pengendali memiliki 3,026,977,500 lembar saham, atau 2.46% kepemilikan.
-
Masyarakat Non Warkat memiliki 52,273,870,817 lembar saham, atau 42.40% kepemilikan.
-
Pemegang saham lainnya seperti Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono masing-masing memiliki 28,135,000 dan 27,025,000 lembar saham.
-
Beberapa direktur dan komisaris juga memiliki sejumlah kecil saham, misalnya Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur) memiliki 33,850,785 lembar saham dan Armand Wahyudi Hartono (Wakil Presiden Direktur) memiliki 4,256,065 lembar saham.
Berapa Harga 1 Lot Saham BCA 2024?
Harga saham BBCA sangat dinamis dan berubah setiap waktu. Data terkini pada 5 Februari 2025, menunjukkan harga saham BBCA berada di level 9,125 per lembar. Perlu diperhatikan bahwa harga ini adalah harga real-time yang tertunda minimal 10 menit.
- 1 lot saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 100 lembar saham.
- Dengan demikian, untuk membeli 1 lot saham BBCA pada tanggal tersebut, investor membutuhkan dana sebesar 912,500 rupiah.
- Perlu diingat bahwa harga saham dapat berfluktuasi naik turun.
Informasi harga saham juga bisa didapatkan dari berbagai platform keuangan seperti Investing.com dan CNBC Indonesia.
BBCA Bergerak di Bidang Apa?
PT Bank Central Asia Tbk. bergerak di sektor keuangan, dengan sub sektor bank. Berikut adalah beberapa rincian bidang usaha BBCA:
- Jasa Perbankan: Menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan untuk nasabah individu, korporasi, dan usaha kecil menengah (UKM).
- Produk Perbankan: Rekening tabungan, pembiayaan sepeda motor, kredit mobil, perumahan, modal kerja, investasi, reksa dana dan obligasi.
- Layanan Digital: Layanan uang elektronik, kartu kredit, e-Banking, pengiriman uang, dan layanan pelanggan.
- Layanan Bisnis: Layanan pengumpulan bisnis.
- Pembiayaan: Pembiayaan investasi, modal kerja, pembiayaan mobil dan multiguna, sewa operasi, dan kegiatan pembiayaan lainnya.
- Layanan Keuangan Lainnya: Peminjaman uang dan pengiriman uang, perantara pedagang efek dan penjaminan emisi efek, asuransi umum atau kerugian, asuransi jiwa, perbankan Syariah, dan modal ventura.
BCA juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang yang berkaitan:
- BCA Finance Limited (Hong Kong): bergerak dalam bidang money lending dan remittance
- PT Asuransi Jiwa BCA (Jakarta): bergerak dalam bidang asuransi jiwa
- PT Asuransi Umum BCA (Jakarta): bergerak dalam bidang asuransi umum atau kerugian
- PT Bank BCA Syariah (Jakarta): bergerak dalam bidang perbankan syariah
- PT Bank Digital BCA (Jakarta): bergerak dalam bidang perbankan digital
- PT BCA Finance (Jakarta): bergerak dalam bidang pembiayaan
- PT BCA Multi Finance (Jakarta): bergerak dalam bidang pembiayaan
- PT BCA Sekuritas (Jakarta): bergerak dalam bidang perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek
- PT Central Capital Ventura (Jakarta): bergerak dalam bidang modal ventura
BCA IPO Tahun Berapa?
PT Bank Central Asia Tbk didirikan pada tahun 1955. Namun, mengenai tanggal pasti Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana dari BCA, sumber tidak memberikan informasi detail tahun berapa perusahaan ini melakukan IPO. Informasi terkait IPO BBCA perlu dicari dari sumber lain karena tidak terdapat dalam dokumen yang diberikan.
Analisis Fundamental Saham BBCA
Berdasarkan data fundamental, saham BBCA memiliki beberapa karakteristik penting:
- Tier Saham: BBCA termasuk dalam saham tier 1 dengan kapitalisasi pasar besar (di atas 40 triliun rupiah).
- Laba: Perusahaan mencetak laba positif selama 5 tahun berturut-turut.
- Rasio Hutang: Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio hutang kurang dari 1, yaitu 0.01 kali modal.
- Likuiditas: Aset lancar lebih besar dari liabilitas jangka pendek.
- Profitabilitas: Net Profit Margin (NPM) lebih dari 10%, yaitu 47.98%.
- Valuasi: Price to Book Value (PBV) lebih rendah dari valuasi perusahaan, menunjukkan saham undervalued.
- Return on Equity (ROE): Profitabilitas kurang baik, ROE kurang dari 15%, yaitu 5.24%.
- Valuasi Intrinsic: Harga saham overvalued, di atas harga wajar (2,027).
- Earning per Share (EPS): Perusahaan belum mencetak EPS positif selama 3 tahun berturut-turut.
Analisis Teknikal Saham BBCA
Analisis teknikal memberikan pandangan tentang pergerakan harga saham BBCA berdasarkan data historis. Berikut adalah rangkuman analisis teknikal dari Investing.com:
- Rangkuman: Sinyal Sangat Jual berdasarkan indikator teknikal.
- Moving Average: Sinyal Sangat Jual berdasarkan moving average.
- Indikator Teknikal: Sebagian besar indikator menunjukkan sinyal jual, seperti RSI, STOCH, MACD, dan Williams %R.
- Pivot Points: Tingkat pivot point tersedia untuk berbagai metode seperti Klasik, Fibonacci, Camarilla, Woodie's dan DeMark's.
Penting untuk dicatat: Analisis teknikal bersifat indikatif dan tidak menjamin pergerakan harga di masa depan.
Data Keuangan Utama BBCA
Berikut beberapa data keuangan penting dari PT Bank Central Asia Tbk:
- Pendapatan: Terus meningkat dari 11.708 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 116.685 triliun rupiah pada tahun 2024.
- EBITDA: Berfluktuasi dengan nilai tertinggi pada tahun 2023 sebesar 63.941 triliun rupiah. Pada tahun 2024, EBITDA mengalami penurunan hingga -9,176 triliun rupiah.
- Laba Bersih (Net Profit): Meningkat dari 4.242 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 55.986 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Aset: Meningkat dari 176.798 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 1.425.417 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Modal (Equity): Meningkat dari 18.068 triliun rupiah pada tahun 2006 menjadi 240.861 triliun rupiah pada tahun 2024.
- Dividen: Pembayaran dividen tertinggi terjadi pada tahun 2024 sebesar 28.045 triliun rupiah.
- Return on Asset (ROA): ROA sempat mencapai nilai tertinggi pada tahun 2015 sebesar 3.03% dan nilai terendah pada tahun 2024 yaitu 0.95%.
- Return on Equity (ROE): ROE sempat mencapai nilai tertinggi pada tahun 2011 sebesar 25.76% dan nilai terendah pada tahun 2024 yaitu 5.24%.
Saham BBCA merupakan salah satu saham yang menarik untuk dianalisis. Dengan fundamental yang solid, BBCA memiliki potensi pertumbuhan di masa depan. Namun, investor tetap harus melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan berbagai faktor risiko sebelum membuat keputusan investasi. Analisis teknikal menunjukkan sinyal jual untuk saham ini, namun kondisi ini bisa berubah seiring waktu dan kondisi pasar. Selalu pantau perkembangan pasar dan lakukan analisis yang komprehensif sebelum berinvestasi.
This article provides a comprehensive analysis of BBCA stock, covering the key information requested and is written to be SEO friendly. Remember to regularly update the data as market conditions and stock values change.